Tuesday, 28 February 2017

Memasuki era media digital bukanlah suatu hal yang tercipta dengan cepat bila dilihat dari masa lampau ketika menulis saja masih menggunakan kertas papyrus. Namun, kini berkat beberapa orang cerdas yang mau berusaha sampai berkali-kali percobaan dan tekat yang kuat untuk menciptakan suatu maha karya yang terlihat sederhana dapat berdampak besar dalam kelangsungan teknologi yang semakin canggih pada masa era media digital ini. Sudah tidak asing apabila mendengar atau melihat bagaimana masyarakat semakin dimanjakan dan menjadi serba instan dengan adanya teknologi. Tidak dapat dipungkiri apabila teknologi memberikan banyak manfaat pada kehidupan masyarakat seperti berhubungan dengan teman atau sahabat yang terpisah oleh keadaan geografis sehingga tetap dapat berkomunikasi melalui sosial media. Namun, ada kalanya pula teknologi yang semakin cepat berkembang terutama dalam dunia internet dapat memberikan dampak negatif pula yang seringkali tidak atau disadari oleh masyarakat tanpa melihat batasan umur yang ada seperti tayangan kekerasan pada televisi yang membuat anak kecil menirukan adegan tersebut kepada temannya. Maka dari itu, dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi tersebut mengajak kita untuk memandang dari dua sudut pandang yang berbeda yakni bagaimana perkembangan teknologi dapat mempengaruhi perilaku masyarakat atau perilaku masyarakatlah yang mempengaruhi perkembangan teknologi. 

"There is a strong tendency, especially when technologies are new, to view them as casual agents, entering societes as active forces of changet that humans have little power to resist." (Bym, 2010). Pernyataan tersebut merupakan suatu definisi yang menjelaskan mengernai determinisme teknologi, yang dapat disimpulkan bagaimana pandangan tersebut menekankan bahwa teknologi lah agen yang memasuki dan mempengaruhi masyarakat dengan secara aktif mengekspos kita sehingga kita susah untuk menolak kehadiran teknologi tersebut. Bym menyatakan pada bukunya yang berjudul Personal Connections in the Digital Age, "..rather than "using" it, people may be "used" by it." Teknologi membuat masyarakat seperti pihak pasif yang menerima kemajuan teknologi yang ada tanpa berusaha untuk menghindarinya. Teknologi membuat perilaku masyarakat yang "candu" akan kehadiran teknologi dan terkesan tidak dapat terlepas dari teknologi tersebut. Contoh sederhana pada zaman sekarang ini ialah bagaimana setiap orang sering mengupdate aktivitas yang mereka lakukan dan mengunggahnya pada sosial media mereka. Bahkan ketika mereka sedang makan saja yang diutamakan bukanlah doa atau menikmati makanan tersebut melainkan difoto terlebih dahulu, mencari caption yang pas, lalu menyebarkan pada teman-teman dunia mayanya. Hal tersebut bukanlah terlihat jelek namun terkadang dapat merubah perilaku masyarakat menjadi kurang interaksi dengan teman-teman sekitarnya saat sedang beraktivitas secara face-to face dan malah asyik dengan gadget masing-masing.


Gambar di bawah ini merepresentasikan bagaimana teknologi mengubah perilaku masyarakat bahwa masyarakat menjadikan teknologi sebagai bagian dari hidupnya dan tidak dapat terpisahkan, menginginkan perasaan eksistensi maupun dilihat oleh orang banyak mengenai apa yang sedang terjadi dalam hidupnya, dan bagaimana teknologi mampu untuk menunda kita menikmati momen indah yang terjadi di depan mata kita dan lebih memilih untuk selalu menjadi nomor satu pada sosial media mereka.

"A technology enters a society from outside and "impact" social life." (Fischer, 1992: 12)
"Inadequate as explanations and dangerously misleading [because] human beings, not machines, are the agents of the change, as men and women introduce new systems of machines that alter their life world" (Nye, 1997: 180). Definisi tersebut melihat bagaiman perilaku masyarakat yang mendukung teriptanya teknologi yang semakin beragam dan canggih. Pandangan tersebut dikenal dengan Kosntruksi Sosial Teknologi (Social Construction of Technology). Proses sosial yang terjadi pada masyarakat, budaya, norma, maupun nilai yang timbul dapat memicu terciptanya teknologi-teknologi baru. Pandangan ini ingin mengatakan bahwa masyarakat lah yang menjadi sumber utama dan memegang peranan penting dalam timbulnya teknologi seperti terciptanya mesin cetak Gutenberg yang menjadi tonggak utama dalam komunikasi massa. Kebutuhan yang berbeda dari setiap masayarakat dan dilatar belakangi oleh faktor yang berbeda membuat adanya teknologi yang memiliki tingkat kecanggihan berbeda, fitur yang berbeda, dan kecanggihan lainnya yang disesuaikan oleh masyarakatnya. One focus of social constructivism is how social forces influence the invetion of new technologies (e.g. Bjiker & Law,1997: 80) , dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terciptanya teknologi baru memang didukung oleh lingkungan sosial yang mempengaruhi dan bagaimana masyarakat yang tidak pernah puas menuntut terciptanya teknologi yang dapat memudahkan mereka. 

Gambar di bawah ini menjelaskan bagaimana terciptanya teknologi yang semakin canggih dikarenakan perilaku masyarakat. Masyarakat membutuhkan teknologi yang dapat menyimpan tulisan cetak yang mungkin penting untuk dibaca nantinya di rumah, atau ketika meminjam catatan teman dan malas untuk menulisnya maka lebih baik menfoto gambar tersebut dan menyimpannya di handphone kita. Faktor-faktor berikutlah yang menimbulkan terciptanya handphone dengan aplikasi yang dapat menscan dokumen dan data penting kita ke dalam handphone kita. Masyarakat yang membutuhkan suatu inovasi memicu tokoh-tokoh tertentu untuk menciptakan teknologi yang memudahkan mereka. 






Tidak ada pandangan yang benar atau salah, bagaimana kita menilainya tergantung dari lensa manakah yang kita pilih. Pertanyaan tersebut akan terus berputar menghantui kita, apakah media tersebut atau perilaku masyarakat yang menjadi pengubah dalam kedua variabel tersebut.

Referensi :
Baym, N. K. (2010). “Making New Media Make Sense”, Personal Cconnections in the Digital Age. Cambridge, UK: Polity.

Margaretha Nazhesda
1506686135
0

Belakangan tahun terakhir teknologi berkembang dengan sangat cepat dan terasa di sekeliling kita. Sekarang hampir di segala tempat semua orang terlihat sibuk dengan gadget masing-masing. Kegiatan yang dilakukan juga bermacam-macam, ada yang baca berita dari portal online, main game, chatting sama teman atau pacar, atau sekedar update status di media sosial mereka. Kita tidak bisa memungkiri kalau sekarang gadget punya peranan penting untuk hidup kita, bahkan sebagian besar mungkin “nggak bisa hidup” tanpa gadget.

Pertanyaannya, dengan keadaan seperti ini, apakah perkembangan teknologi yang mengubah perilaku masyarakat, atau perilaku masyarakat yang memengaruhi perkembangan teknologi?

Ada dua teori yang bisa menjawab pertanyaan ini yaitu teori Technology Determinism dan teori Social Construction of Technology. Menurut Raymond Williams, Technology Determinism merupakan keadaan dimana “new technologies are discovered, by an essentially internal process of research and development, which then sets the conditions for social change and progress” (2003: 5), atau keadaan dimana teknologi baru ditemukan dengan proses riset dan pengembangan internal yang kemudian menetapkan kondisi untuk perubahan dan kemajuan sosial. Sedangkan Social Construction of Technology (SCOT) adalah sebuah bagian dari teori konstruktivis yang dikemukakan oleh Pinch dan Bijker yang intinya menyatakan bahwa inovasi teknologi berasal dari perilaku masyarakat. 

Singkatnya, perbedaan yang mendasar dari kedua teori ini adalah subjek yang mempengaruhi dan objek yang dipengaruhi. Sebaliknya, Technology Determinism menyatakan bahwa teknologi mempengaruhi masyarakat, sedangkan SCOT menyatakan bahwa masyarakat yang mempengaruhi teknologi.

Image result for smartwatch
smart watch
sumber: androidPIT

Kita dapat mengambil contoh dari fenomena “wearable technology” yang salah satunya adalah smart watch seperti produk Apple Watch atau Samsung Gear. Seperti yang kita ketahui, smart watch adalah produk berbentuk jam tangan yang dapat terhubung ke ponsel dan melakukan beberapa fungsi seperti pesan singkat, email, mendengar lagu, melihat kalender, foto, mengecek ramalan cuaca, dan tentunya melihat jam. Para penganut Technology Determinism akan melihat bahwa penemuan ini memberi dampak efisiensi bagi masyarakat dan membuat mereka menjadi semakin cepat dalam melakukan berbagai hal karena mereka hanya tinggal tap di smart watch yang ada di pergelangan tangannya. Tetapi apabila kita melihat dari sudut pandang teori SCOT, maka smart watch ini dapat tercipta karena disebabkan oleh kebutuhan masyarakat akan handphone yang semakin lama semakin tinggi yang diiringi dengan mobilitas yang tinggi pula sehingga membutuhkan alat yang lebih simpel namun tetap terhubung dengan handphone.


Jadi, menurut anda apakah teknologi yang menciptakan perilaku, atau perilaku yang menciptakan teknologi?



Referensi:
Williams, Raymond. 2003. Television – Technology and Cultural Form. New York, NY: Routledge.
http://www.stswiki.org/index.php?title=Social_construction_of_technology_(SCOT)

Saeka Minami Kalpika
1506686066



2

Photo credit: imgrum

“Jangan nonton tv dekat-dekat, nanti mata kamu rusak” 

Kalimat tersebut mungkin sudah familiar bagi kita waktu kecil dulu entah dari orangtua, kakak, ataupun nenek dan kakek di rumah. Kemudian, muncul tekonologi headset virtual reality yang mengubah tradisi nonton depan tv menjadi menonton dengan headset VR dan smartphone dengan jarak kurang dari 10 senti.


Hebat ya betapa teknologi dapat mengubah cara hidup kita. 
Atau jangan-jangan….kita yang membuat teknologi jadi berubah dan terus berinovasi karena tuntutan kebutuhan hidup?

Jawabannya, kedua hal tersebut dapat terjadi seperti yang diungkapkan dalam teori Technological Determinism oleh Marshall McLuhan dan teori Social Construction of Technology oleh Klein dan Kleinman.


Apa sih technological determinism dan social construction of technology itu? 

Technological determinism adalah teori yang menyatakan bahwa teknologi media mengubah cara individu berperilaku dan menekankan pada perubahan masyarakat dari masa ke masa seiring berkembangnya teknologi (McLuhan: 1962).  Sedangkan social construction of technology berbicara bahwa teknologi tidak membentuk tindakan seseorang, tetapi tindakan seseoranglah yang membentuk teknologi.

Dalam konteks Virtual Reality, technological determinism berbicara tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki kekuasaan menggunakan teknologi untuk mengubah sistem. Contohnya seperti bagaimana kebutuhan orang dalam bermain game diubah oleh teknologi lewat hadirnya virtual reality. Dalam social construction of technology, masyarakat lah yang mengubah dan memanfaatkan teknologi tersebut sebagai media demokratisasi. Contoh dalam kasus VR, kehadirannya diawali dengan adanya kebutuhan dari masyarakat untuk menciptakan suatu media yang bisa membuat mereka merasa ada di tempat lain yang tidak bisa mereka kunjungi dalam satu waktu/


Jadi, apakah VR mengubah cara kita berprilaku atau VR muncul dari kebutuhan kita akan sebuah teknologi baru? Bagaimana menurutmu?



Referensi:
http://www.uky.edu/~drlane/capstone/mass/determinism.htm
https://pdfs.semanticscholar.org/4c17/4dc2d6a6a4f6b8a75df2bc255b287ba2acaa.pdf





Evi Kusumaningrum
1506729481


0