REGULATING MEDIA CONTENT
Konvergensi
media telah meleburkan batasan antara produsen dan konsumen. Konsumen media
tidak lagi bersifat pasif, tetapi juga bisa mengontrol konsumsi mereka terhadap
media. Mereka juga bisa memproduksi sendiri konten media yang diinginkan. Akibatnya,
jumlah konten yang terdapat di media semakin banyak dan bervariasi, bahkan
kadangkala tidak terkontrol di era konvergensi media ini.
Orangtua dalam
hal ini berperan aktif untuk mengontrol anak-anaknya dalam konsumsi media yang
mereka lakukan. Saat teknologi belum berkembang pesat seperti saat ini,
orangtua bisa dengan mudahnya melakukan self
regulation kepada anak-anaknya. Contohnya seperti larangan menonton televise
yang diberlakukan di atas jam 9 malam, karena tayangan di atas jam tersebut
sudah tidak layak ditonton oleh anak-anak. Namun, di era konvergensi media, hal
ini semakin sulit dilakukan terutama dengan adanya internet. Internet dapat
diakses melalui berbagai media digital mulai dari laptop, handphone, tab, dan
lain-lain. Berbagai konten media baik yang positif maupun negatif dapat dengan
mudah mengekspos banyak khalayak tanpa mengenal golongan usia.
Awkarin
sumber: youtube.com
Pernahkah Anda
mengenal seseorang bernama Awkarin? Perempuan yang merupakan sensasi di
internet ini merupakan salah satu sosok yang dapat dikatakan “bad influencer” bagi anak muda karena gaya
berpakaian yang terbilang cukup terbuka, lagu yang dimiliki dengan lirik yang
tidak mendidik, dan vlog yang terlalu mengumbar kehidupan pribadi. Namun
Awkarin ini sangat digemari oleh banyak remaja Indonesia dan kerap kali ditiru
oleh sebagian besar dari mereka. Hal ini bisa terjadi karena penggunaan akses
internet oleh remaja yang sulit dikontrol oleh orang tua. Konvergensi media menyebabkan internet bisa
diakses melalui berbagai gadget dan menjadikan internet sebagai “kebutuhan
pokok” dari remaja saat ini. Orangtua kini tidak bisa lagi sekedar menyita
gadget atau memutus koneksi internet yang dimiliki sang anak untuk membatasi
pengaruh negatif internet.
Untuk mengatasi
hal tersebut, anak-anak membutuhkan kemampuan literasi media untuk bisa
menyaring sendiri konten-konten di internet yang ia miliki dan bisa
memaksimalkan penggunaan internet untuk hal-hal yang positif. Dengan begitu,
regulasi konten media dapat berjalan dengan baik.
Referensi:
Jenkins, Henry. 2004. The
Cultural Logic of Media Convergence. USA: Sage Publications, Inc.
Kelompok D
Evi Kusumaningrum
Margaretha Nazhesda
Saeka Minami Kalpika
No comments:
Post a Comment