Monday, 22 May 2017

Oleh 
Evi Kusumaningrum (1506729481)
Margaretha Nazhesda (1506686135)
Saeka Minami Kalpika (1506686066)


"Dengan kekuatan hengpong jadul,, cekrek.. cekrek.."
"#FansOjokBaper #HatersOjokBaper #LanjutMamamBatako"


Pasti sudah tidak asing lagi dengan kata-kata maupun hashtag dari akun instagram yang terkenal seantero negeri ini. Ya, apa lagi kalau bukan akun instagram Lambe Turah. Dengan bahasa caption yang alay dan editan foto ala kadarnya, akun instagram yang muncul sejak Desember 2015 ini sudah memiliki 2,6 juta followers! 


sumber: http://instagram.com/lambe_turah


Lambe Turah awalnya terkenal karena membeberkan foto-foto terkait kasus motivator kondang Mario Teguh dan seorang pria yang mengaku anak kandungnya yang bernama Kiswinar secara blak-blakan. Akhirnya, dari situ para Minceu (sebutan admin Lambe Turah) mulai gencar memposting foto maupun video gosip secara fresh. Foto-foto maupun video ini kebanyakan merupakan hasil kiriman netizen melalui direct message Lambe Turah.

Kehadiran Lambe Turah di dunia pergosipan Indonesia memberi warna baru. Gosip yang biasanya dicari oleh khalayak penggemar dunia entertainment di beberapa stasiun televisi di rumahnya kini dapat mengakses dengan mudah melalui akun instagram Lambe Turah. Lambe Turah yang dikenal awalnya melalui instagram kini sudah memiliki akun sosial media resmi lainnya yakni twitter (@lambe_turah), youtube (Lambe Turah), dan Path (Lambe Turah).  Lambe Turah menawarkan sebuah platform gosip yang baru dimana sumber gossip kini dapat datang dari akun sosial media dan dipercaya oleh banyak masyarakat Indonesia. Lambe Turah mengalahkan kemampuan program acara entertainment yang ada di beberapa stasiun televisi dalam mencari informasi terkini khususnya di kalangan selebritas. Kini, Lambe Turah bukan hanya sekedar mempublikasikan gosip selebriti saja, tapi ada juga berita politik, informasi orang-orang yang membutuhkan bantuan finansial, maupun mempermalukan orang-orang yang dianggap melanggar norma sosial (sehingga memicu cyber bullying). Kekuatan media dan pengemasan yang baik oleh Lambe Turah ini memicu timbulnya permasalahan dalam bidang privasi maupun timbulnya berita-berita bersifat hoax.




Privasi yang Memudar dan Gossip as Citizen Journalism


sumber: http://instagram.com/lambe_turah
UUD 1945 mengatur tentang hak individu untuk mendapatkan perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Termasuk di dalamnya adalah hak untuk melindungi data pribadinya. Menurut UU Nomor 24 Tahun 2013 Pasal 1 poin 22, data pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya. Privasi sendiri Menurut UU Teknologi Informasi ayat 19 adalah hak individu untuk mengendalikan penggunaan informasi tentang identitas pribadi baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya.


sumber: http://instagram.com/lambe_turah
Semenjak kehadirannya, Lambe Turah gemar mengunggah gosip-gosip hangat selebriti yang belum dipublikasikan orang lain. Seorang selebriti dapat dijatuhkan namanya ataupun diangkat lewat satu post sederhana dari akun ini. Postingan tersebut berupa foto-foto keseharian, unggahan media sosial, serta foto-foto bukti tertulis seperti undangan pernikahan, maupun surat-surat resmi lainnya yang mengandung data pribadi diambil dan disebar tanpa izin. Bukankah hal ini termasuk ke dalam pelanggaran privasi?

Apalagi kini tiap orang seakan-akan berlomba untuk memberi kontribusi dengan memberi hasil jepretan maupun rekaman artis secara diam-diam untuk akun Lambe Turah. Gerak-gerik artis-artis ini diawasi oleh kamera netizen yang siap mengabadikan momen dan mempublikasikannya tiap saat. Hal ini tentunya membuat kesadaran akan batasan privasi di kalangan masyarakat semakin pudar. Yang lebih menyedihkan, pelanggaran privasi ini justru digemari oleh masyarakat.

sumber: http://instagram.com/lambe_turah

Akses yang diberikan akun Lambe Turah untuk masyarakat mem-posting foto-foto selebriti maupun orang biasa yang mereka dapatkan seolah menjadi bentuk lain dari citizen journalism. Masyarakat biasa kini dapat bertindak sebagai wartawan gosip yang dapat melaporkan foto-foto yang mereka dapatkan ketika melihat selebriti kesayangannya di suatu tempat. Tidak cuma seputar selebriti, masyarakat juga bisa mengirim hal-hal yang berpotensi menjadi berita yang mereka saksikan secara langsung, seperti ketika website Telkomsel di-hack dan maraknya serangan virus wannacry di Indonesia. Kehadiran berita-berita tersebut dalam akun Lambe Turah biasanya jauh lebih cepat dari media-media mainstream lainnya. Lalu, apakah aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengirim info ke akun Lambe Turah dapat disebut sebagai citizen journalism?.


Citizen journalism sendiri adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa. Aktivitas mengirimkan info dan foto-foto terbaru merupakan bentuk aktivitas jurnalistik, sayangnya kebanyakan konten yang dikirim merupakan foto-foto yang disertai dengan caption yang menimbulkan gosip, yang sama sekali bukan merupakan konten jurnalistik. Kehadiran akun Lambe Turah sebenarnya dapat memicu aktivitas citizen journalism yang dilakukan masyarakat jika diarahkan pada pemberitaan-pemberitaan yang faktual dan tidak melanggar privasi seseorang. 

Memicu Hoax

Berdasarkan hasil survei Mastel memperlihatkan bahwa banyak masyarakat yang sudah memahami bahwa hoax merupakan berita bohong yang disengaja. Namun, masyarakat masih sangat bergantung kepada koreksi atau klarifikasi dari sosial media mengenai hoax atau tidaknya suatu berita begitu pula dengan saluran penyebaran berita hoax yang paling banyak disebabkan oleh sosial media.

sumber: http://mastel.id/infografis-hasil-survey-mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/
sumber: http://mastel.id/infografis-hasil-survey-mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/
sumber: http://mastel.id/infografis-hasil-survey-mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/

Foto-foto yang diunggah Lambe Turah seringkali memiliki caption yang ambigu dan menyebabkan multitafsir. Hal ini tentunya dapat memicu berita hoax atau berita palsu akibat salah pengertian dari tiap netizen yang membacanya. Tidak jarang netizen saling adu argumen dalam kolom komentar di postingan Lambe Turah untuk menjelaskan apakah postingan tersebut asli atau palsu.

"Masyarakat menyukai hal-hal yang heboh. Ini berbahaya, karena bisa jadi perilaku. Mereka bisa memproduksi hoax agar bisa menimbulkan kehebohan" (Kristiono, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia). Lambe Turah dapat menimbulkan kehebohan karena pemberitaan yang terlihat dari sumber yang valid namun sebenarnya pihak yang bersangkutan tidak pernah memberikan klarifikasi maupun belum ada kebenarannya dari pihak yang terkait. Contohnya pada postingan berikut, Pevita Pearce berfoto bersama dengan Mike Lewis dan anak-anaknya yang menimbulkan isu kedekatan mereka berdua. Nyatanya berita tersebut dipatahkan oleh salah satu kolom komentar bahwa foto tersebut yang mengambil adalah Ida yaitu kekasih dari Mike Lewis. Banyak orang hal ini sepele, namun Lambe Turah telah memicu adanya interpretasi masyarakat yang sifatnya bohong dan merugikan hak seseorang.


sumber: http://instagram.com/lambe_turah

Contoh lain yang lebih mengejutkan adalah pemberitaan mengenai remaja yang ketahuan mesum di ruang ganti pakaian atau fitting room Lotte Mart lantai B1 Pakuwon Mall Surabaya, Jawa Timur dan dikabarkan muncul informasi bahwa ABG wanitanya bunuh diri. Unggahan di Lambe Turah tersebut dapat memicu beberapa oknum atau bahkan Bala Nemo (sebutan pengikut setia Lambe Turah) menimbulkan info hoax seperti celetukan bunuh diri yang nyatanya hoax. Apabila postingan yang "asal caplok" tersebut terus berlangsung maka Lambe Turah bisa saja terkena hukuman. 

Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana pada Pasal 14 menyatakan (1) Barangsiapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun; (2) Barangsiapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan yang dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, sedangkan la patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun. Namun, pertanyaannya adalah apakah hukum kita sudah berlaku adil dan tegas terhadap isu hoax yang ada?



Referensi:
UU No. 24 Tahun 2013
UU Teknologi Informasi https://www.slideshare.net/internetsehat/privasi-online-dan-perlindungan-data-pribadi. Diakses pada tanggal 22 Mei 2017.
instagram.com/lambe_turah. Diakses pada tanggal 22 Mei 2017
http://mastel.id/infografis-hasil-survey-mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/. Diakses pada tanggal 22 Mei 2017.
https://kumparan.com/aditya-panji/media-sosial-jadi-saluran-favorit-penyebaran-hoax. Diakses pada tanggal 22 Mei 2017.




30

Monday, 8 May 2017

Dahulu, untuk menciptakan suatu berita, seorang jurnalis harus berjuang mati-matian dalam mencari narasumber dan detail suatu kejadian supaya berita yang disampaikan akurat dan terpercaya. Berbeda jauh dengan keadaan saat ini di mana teknologi internet berkembang dengan pesat. Sekarang, setiap orang bisa menciptakan konten informasi mengenai apapun di media sosial. Sadar atau tidak sadar, setiap post yang diunggah, retweet, share, atau like merupakan bentuk dari produksi berita. Tapi pertanyaannya, apakah semua berita itu benar?



Image result for contoh berita palsu
  • Kehadiran berita palsu memanipulasi emosi dan perasaan kita. Ternyata, saat kita menerima informasi, reseptor/penerima pertama adalah emosi, bukan otak. 
  • Memuaskan konfirmasi kita akan bias yang kita miliki. Pada dasarnya, tiap manusia lebih tertarik dengan orang lain yang memiliki opini yang sama dengan mereka, dan tentunya mereka pasti ingin mendengar atau mendapat informasi yang sesuai dengan apa yang ia pikir benar. Karena inilah banyak berita palsu yang tersebar dan diterima karena isi berita yang sepemikiran dengan orang yang membacanya.
  • Mendorong pemikiran kita akan konspirasi. Banyak orang yang mencoba-coba untuk menerka dan membuat prasangka tentang suatu hal yang belum diketahui penyebabnya. Mereka kemudian membuat suatu berita yang palsu untuk memenuhi rasa ingin tahu orang-orang meskipun hal yang mereka tulis itu bohong. Contohnya seperti 9/11 di Amerika memiiki banyak konspirasi yang berisi hal-hal yang belum tentu benar tapi diyakini banyak orang. 
  • Diawali dari candaan. Munculnya meme atau tweet bisa memicu penyebaran berita palsu apabila berita itu dipercayai banyak orang dan menjadi viral. 
Kenapa penyebaran informasi dalam sosial media harus berhati-hati? Orang-orang melakukan sebuah tindakan didasari dari informasi yang mereka dapat. Contohnya, saat kamu ingin membeli motor baru, pasti hal yang dilakukan adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang motor itu, seperti harga, spesifikasi, apakah irit bensin atau tidak, dan lain-lain. Apabila penyebaran informasi tersebut baik maka nilai yang didapat oleh pengakses internet pun akan positif, namun sangat disayangkan ketika penyebaran informasi tersebut untuk memancing suatu konflik dan perpecahan, seperti kasus penistaan agama oleh Ahok yang dilaporkan oleh Buni Yani yang menjadi ramai di sosial media. Ada pihak haters dan lovers. Ada yang mengatakan bahwa Ahok tidak menistakan agama namun ada yang mengatakan Ahok menghina agama tersebut. Bereda penyebaran informasi yang tidak sesuai dari pihak yang kontra dimana isu agama sangatlah sensitif sehingga masyarakat mudah dipengaruhi hingga munculnya demo 212 dan demo lainnya. Dalam film #LENTERAMAYA dikatakan bahwa konflik dan traffic akan terus ada dimana konflik terus dibuat dan traffic terus masuk ke dalam situs mereka dan mereka mendapatkan penghasilan dari iklan yang banyak. Bisa jadi ada pihak-pihak tertentu yang berusaha melebihkan berita tersebut agar bisa menarik masyarakat sehingga mencari keuntungan sendiri untuk pihaknya tersebut. Apabila masalah ini terus berlanjut khususnya dalam isu-isu SARA dalam sosial media, maka masyarakat semboyan Bhinneka Tunggal Ika hanyalah kenangan saja. 

sumber: https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2017/01/03/796697/670x335/kalang-kabut-pemerintah-tangkal-berita-bohong-di-media-sosial.jpg


Oleh sebab itu, semakin maraknya berita palsu saat ini tengah menjadi tantangan baru yang dihadapi masyarakat dalam dunia digital. Sekilas pasti kita bertanya-tanya kenapa ada orang yang "iseng" untuk membuat berita palsu dan menyebarnya. Tapi tentunya ada beberapa alasan mengapa berita palsu dapat "hidup" di tengah-tengah masyarakat.


 Melihat dari film #LENTERAMAYA  menggambarkan bukti nyata dari dampak berita palsu tersebut. Berita palsu dapat berkembang karena perkembangan digital yang semakin cepat dengan masyarakat yang ikut menggunakan berbagai fitur yang ditawarkan pula oleh kemajuan digitalisasi tersebut. Dalam film tersebut dikatakan kalau masyarakat mulai bisa menggunakan sosial media berarti semua elemen masyrakat akan masuk ke ruang baru itu. Sehingga tidak heran apabila berita palsu, hate speech, maupun propaganda dapat berkembang dengan cepat di dalamnya. Penyebaran informasi pun dapat berkembang pesat pula hanya melalui sosial media, dimana orang-orang lebih mudah percaya berita melalui sosial media dibanding berita yang valid tingkat akurasinya. Kasus teroris, penistaan agama, dan pembakaran beberapa tempat ibadah (peristiwa bom gereja Samarinda, 13 November 2016 dan pembakaran vihara tanjung balai, 29 juli 2016menjadi contoh yang diberikan oleh film tersebut. Sosial media dapat mempengaruhi emosional masyarakat dengan mudah dan terprovokasi apabila masyarakat tidak pintar dalam menyikapi penyebaran informasi dalam dunia digital tersebut.


Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat tiga solusi yang dapat dilakukan menurut Steve Reiner dalam kuliah umum yang diadakan di MBRC FISIP UI tanggal 4 Mei lalu. Pertama, penyebaran hoax dan berita palsu dapat diatasi dengan kemampuan literasi digital masyarakat. Kedua, proses fact checking yang harus lebih diperketat. Bukan hanya melibatkan kejelasan sumber informasi dari pemerintah, tetapi juga proses verifikasi ketat yang harus diterapkan media online. Ketiga adalah sistem algoritma yang harus diterapkan penyedia layanan internet bekerja sama dengan pemerintah untuk menyaring berita-berita palsu dengan kata kunci-kata kunci tertentu.

Jika dalam solusi kedua dan solusi ketiga melibatkan pihak-pihak eksternal dalam pelaksanaannya, solusi pertama melibatkan anda sebagai pengguna internet yang menemukan berjuta-juta informasi setiap harinya. Sikap kritis dalam menyikapi suatu wacana di internet dan kehati-hatian dalam beropini merupakan dua kemampuan yang perlu diasah lewat pengetahuan tentang literasi digital.

Saat ini, sudah semakin banyak LSM seperti ICT Watch, Safenet, dan Kemudi (Kelas Muda Digital) yang memberikan pendidikan literasi digital kepada masyarakat. Kita pun bisa mencari informasi sendiri terkait literasi digital dalam website-website yang dimiliki lembaga tersebut. Oleh karena itu, sudah tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tinggal diam dan tidak melawan hoax serta ujaran-ujaran kebencian yang semakin banyak beredar d internet saat ini.





0